Kehabisan Uang, Pemkab Tanggung Biaya dengan Catatan
PROKAL.CO, TANA PASER – Terancam tak kembali sesuai skedul hingga menginap di luar asrama. Begitulah kondisi terkini delapan mahasiswa Paser yang kuliah di Nanjing Institute of Railway Technology (NIRT), Tiongkok. Biaya yang terakhir dikirimkan Pemkab Paser sebesar Rp 11.300.000, rupanya tidak cukup untuk biaya pulang, karena dipakai untuk keperluan pembayaran wisuda dan administrasi lainnya.
“Bahkan kini mereka harus tinggal di luar asrama karena masa waktunya sudah habis. Jadi mau tidak mau mencari penginapan termurah untuk sementara dan biaya terus membengkak,” tutur Jumrani, perwakilan orangtua siswa kepada Kaltim Post, kemarin (18/6). Menurutnya, dana yang seharusnya diterima mahasiswa dari beasiswa masih tersisa Rp 13.300.000 dari alokasi APBD Paser 2017. Hal itulah yang menjadi pertanyaan para orangtua mengapa tidak dicairkan.
Jumrani menyebut, biaya yang diperlukan untuk kepulangan tiap mahasiswa sekitar Rp 8 juta. Awalnya, ada sembilan mahasiswa yang terancam tinggal lebih lama di Tiongkok, namun ada satu mahasiswa pulang dengan biaya sendiri dari keluarganya, sehingga tersisa hanya delapan orang. Dikonfirmasi Kaltim Post, Kabag Bina Kesra I Sekretariat Pemkab Paser, Nonding menuturkan, sejatinya pemerintah sudah tidak ada lagi kewajiban menyalurkan dana untuk mahasiswa di Tiongkok.
Pasalnya anggaran Rp 78 juta yang telah digelontorkan sejak awal kuliah, sudah termasuk biaya kepulangan. Namun di tengah perjalanan, biaya tersebut dianggap kurang karena tidak sesuai kebutuhan selama kuliah. Jika pemerintah kembali mengeluarkan anggaran, maka itu akan menjadi temuan. Karena di luar perjanjian awal. Namun setelah berkoordinasi dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab), akhirnya disetujui pemkab membiayai kepulangan sembilan mahasiswa tersebut. Tetapi hanya dari Tiongkok ke Jakarta. Sementara dari Jakarta ke Paser, tak ditanggung.
“Untuk biaya dari Tiongkok ke Jakarta, tidak bisa kami akomodir karena itu melanggar perjanjian awal. Sedangkan dari Jakarta ke Tana Paser saja itu di luar perjanjian beasiswa awal,” terangnya. Dia menegaskan bahwa Pemkab tidak niat menelantarkan para mahasiswanya di Negeri Tirai Bambu. Namun karena berbagai aturan, tidak semua yang diinginkan orangtua murid dapat dikabulkan.
Seharusnya, kata dia, sejak diketahui ada pembengkakan biaya, orangtua mahasiswa mengajukan revisi perjanjian agar pemkab bisa membantu. Namun karena kini status mahasiswa tersebut sudah dinyatakan lulus dan sudah di wisuda, perjanjian tersebut tidak bisa lagi diubah. Anggarannya pun sesuai yang tertera di awal. Kecuali dengan catatan para mahasiswa belum selesai.
“Kalau kami bantu lagi, nanti jadi temuan dan siapa yang bertanggung jawab,” imbuhnya. Diketahui sembilan mahasiswa Paser mendapat beasiswa kerja sama antara Pemkab Paser dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) untuk menempuh pendidikan D3 di Nanjing Institute of Railway Technologyselama tiga tahun. (*/jib/riz/k18)
No comments:
Post a Comment