Kunjungan DPRD Paser ke Tana Toraja
PROKAL.CO, TANA PASER – “Jangan mati sebelum ke Toraja,” ungkapan tersebut muncul setelah kunjungan kerja DPRD Paser ke Kabupaten Tana Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Begitulah yang disampaikan Ketua DPRD Tana Toraja Utara Welem Sambonggi kala menyambut DPRD Paser.
Kaharuddin berkunjung ke Tana Toraja Utara untuk menjalin hubungan baik antara Pemkab Paser dengan Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara. Sekaligus menggali masukan pengelolaan wisata agar meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan di Paser, namun pembangunan dan pengelolaan belum maksimal. Sehingga belum memberikan kontribusi dalam meningkatkan PAD,” ujar Kaharuddin.
Politikus Partai Golkar itu mengharapkan, kunjungan berdampak pada dorongan kepada Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Paser dan menggali semaksimal mungkin berbagi potensi wisata. DPRD minta SKPD terkait bekerja lebih keras dalam meningkatkan sektor pariwisata, karena sektor jasa inilah yang mampu bertahan ketika keadaan krisis. Bahkan, potensi SDA lama-kelaman akan habis, sementara sektor wisata tetap memberikan kontribusi kepada daerah bila benar-benar dikelola dengan baik.
Rupanya di Tana Toraja, ada dua SKPD yang fokus memperhatikan sektor jasa ini, yakni Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan. Sementara di Paser, kebudayaan bergabung di Dinas Pendidikan dan Pariwisata di Disparpora. Sedangkan di Toraja Utara, pariwisata dan budaya masuk Dinas Pariwisata dan Budaya.
Di samping itu, lanjut ketua, peningkatan PAD Tana Toraja mendapat dukungan masyarakat yang mempunyai keunikan tersendiri dari segi budaya religi, juga berkat intergritas dan sinergitas program pelaksanaan pembangunan secara terpadu antar-SKPD. Keterpaduan dan sinergitas program SKPD tersebut dapat menghasilkan wilayah aglomerasi atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan PAD.
“Terutama semboyan masyarakat Toraja, bahwa tamu adalah raja dan jangan mati sebelum ke Toraja. Semboyan itu mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Toraja,” tutur Kaharuddin.
Sementara, Welem Sambonggi menjelaskan, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu ikon dari (Sulsel) yang mengandalkan sektor pariwisata dari segi religi dan pertanian. Tercatat 30 ribu turis mancanegara datang setiap tahun ke Tana Toraja, 85 ribu lagi ke Kabupaten Toraja Utara.
“Ada 80 cagar budaya dan 150 sanggar seni di Tana Toraja. Sebagaian besar milik perorangan dan yayasan. Besaran tarif kunjungan wisata ditetapkan dengan peraturan daerah, 60 persen untuk yayasan/pengelola dan 40 persen untuk pemerintah daerah. Objek wisata yang dikelola perorangan, 50 persen pengelola dan 50 persen pemerintah daerah. Ini karena pemerintah juga membangun infrastruktur di objek wisata tersebut,” ujar Welem.
Target PAD dari retribusi objek wisata di Kabupaten Toraja Utara pada 2017 adalah RP 4 miliar. Sudah terealisasi periode Oktober 2017 sebesar Rp 3 miliar. Sedangkan di Kabupaten Tana Toraja target PAD dari retribusi objek wisata adalah Rp 1 miliar, sudah terealisasi periode Oktober 2017 sekira Rp 860 juta. (sos/jib/waz/k9)
No comments:
Post a Comment