Saturday, November 25, 2017

Nakal, 17 Pangkalan Kena Sanksi

Harga Elpiji Melambung, Disperindagkop Gelar Operasi Pasar


MENGIMBANGI: Disperindagkop dan UKM Paser menggelar operasi pasar untuk mengimbangi lonjakan harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer.


PROKAL.CO, TANAH PASER  -  Harga gas elpiji 3 kg di Kabupaten Paser masih melambung jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Akhir November ini, harga jual gas elpiji bersubsidi di Kecamatan Tanah Grogot sebesar Rp 35 ribu per tabung. Sementara di Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, masih bertahan pada harga Rp 38 ribu per tabung. Harga jual gas elpiji 3 kg ini berdasarkan hasil pantauan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UKM) Paser di tingkat pengecer.
Melejitnya harga elpiji bersubsidi itu tidak terlepas dari keterlibatan oknum pangkalan yang memperjualbelikan elpiji 3 kg kepada pengecer. Pegawai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPN) Disperindagkop dan UKM Paser, Marwan Nasir mengungkapkan, sebanyak 17 pangkalan gas elpiji 3 kg yang terbukti menjual ke pengecer diberikan sanksi. Yakni, 7 pangkalan diberi sanksi teguran pertama atau peringatan dan 10 pangkalan yang kena sanksi teguran kedua atau skorsing.
“Bulan ini (November, Red) 17 pangkalan nakal yang diberi sanksi. Tapi, belum ada yang sampai pada sanksi pencabutan izin usaha,” kata Marwan pada media ini, kemarin (24/11).
Sepuluh pangkalan yang dinaungi dua agen elpiji bersubsidi ini diskorsing selama dua minggu. Kuota elpiji 3 kg diambil alih oleh pemerintah daerah untuk operasi pasar. “Barangnya (jatah elpiji, Red) kita kumpulkan untuk operasi pasar. Kalau masih melanggar lagi, dicabut izinnya,” tegas Marwan.
Selama tiga minggu berturut-turut, Disperindagkop dan UKM melakukan operasi pasar untuk mengimbangi lonjakan harga gas melon di pengecer. Di operasi pasar ini, gas elpiji dijual sesuai HET, yakni Rp 22 ribu per tabung. Marwan menyatakan, operasi pasar yang dilakukan ini hanya untuk mengimbangi harga di pengecer. Karena untuk menurunkan harga tersebut bukan perkara mudah.
“Operasi pasar ini dilakukan hanya untuk mengurangi konsumen beli gas elpiji di pengecer. Tapi kita berharap dengan adanya operasi pasar ini, harga elpiji di pengecer turun menjadi Rp 30 ribu per tabung. Karena sampai hari ini (kemarin, Red) harga di pengecer sebesar Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu per tabung,” ungkapnya.
Disperindagkop saat melaksanakan operasi pasar di Desa Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Jumat (24/11), mendapat pasokan gas elpiji dari dua agen sebanyak 780 tabung. Marwan menyatakan membawa pasokan gas melon untuk operasi pasar di Desa Batu Kajang, selain menekan harga elpiji, juga untuk mencegah masuknya gas elpiji bersubsidi dari Kalimantan Selatan (Kalsel). “Kita mencegah produk (gas elpiji) dari Kalsel masuk wilayah Paser,” ungkapnya.
Disperindagkop dan UKM Paser juga mendapatkan pasokan gas elpiji bersubsidi sebanyak 9.560 tabung dari PT Pertamina, khusus untuk operasi pasar. Setelah di Kecamatan Batu Sopang dan Muara Komam, operasi pasar akan dilanjutkan di Kecamatan Kuaro dan Long Ikis pada 26 November. Kemudian Paser Belengkong dan Tanah Grogot pada 28 November dan Batu Engau pada 29 November. (kad/cal/k1)

No comments:

Post a Comment