Thursday, November 23, 2017

Paser Dibantu Pertanian dan Perdagangan

Tak Bergantung Sektor Batu Bara



PROKAL.COTANA PASER – Dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) Paser, ketergantungan Kabupaten Paser terhadap sumber daya alam (SDA) yang tak terbarukan seperti sektor pertambangan batu bara, membuat Paser paling rendah pertumbuhan ekonominya selama 2016.

Ini disampaikan Kepala BPS Bahramsyah saat pembahasan pertumbuhan ekonomi bersama stakeholder di Paser kemarin (21/11). Dia menyebutkan, Paser minus 4,79 persen. Ini terjadi karena ketergantungan pada sektor pertambangan. Saat harga komoditas tersebut turun, berimbas secara keseluruhan. Batu bara memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 71,31 persen. “Sedangkan kontribusi di Kaltim, Paser menempati posisi keenam, 7,32 persen atau menyumbang Rp 37,191 triliun selama 2016,” paparnya.

“Pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha masih didominasi bisnis pertambangan dan penggalian yang mencapai 71,31 persen, diikuti pertanian 12,56 persen, dan industri pengolahan 4,51 persen,” sebut Bahramsyah. Pertumbuhan Paser ada pada beberapa sektor utama, yakni perlambatan dan pertumbuhan minus di sektor pertambangan dan penggalian selama tiga tahun terakhir. Ini disebabkan menurunnya produksi batu bara yang dipengaruhi penurunan harga.

Selanjutnya, pertumbuhan minus sektor industri pengolahan 2016, disebabkan menurunnya produksi industri makanan dan minuman. Dalam hal ini industri kelapa sawit, disebabkan pabrik yang tidak beroperasi dan menurunnya produksi beberapa pabrik.

Selain itu, pertumbuhan minus sektor konstruksi 2016, disebabkan penurunan pekerjaan konstruksi di pemerintahan karena defisit anggaran. “Syukurnya, pertanian dan perdagangan tetap tumbuh dalam lima tahun terakhir walaupun melambat dalam tahun tertentu. Berdasarkan struktur perekonomian, pertanian dan industri pengolahan menjadi sektor pilihan yang layak untuk terus ditingkatkan dan dikembangkan. Selama lima tahun terakhir, perekonomian Paser tanpa batu bara tumbuh 3,6 persen,” sebutnya.

Sementara salah satu pengusaha di Paser, Tony Edy Hartono, menuturkan, akibat terlalu bergantungnya Paser pada sektor batu bara, banyak pengusaha gulung tikar. Bahkan, berimbas pada sektor makanan dan properti.

Kepala Bappeda Paser I Gusti Putu Suantara mengatakan, Provinsi Kaltim dan sejumlah kabupaten/kota termasuk Paser mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi berdasarkan data pemerintah pusat. Selain Paser, pada 2016 di Kaltim, kabupaten lainnya yang juga minus adalah Kutai Kartanegara, Berau, Bontang, dan Bengkalis di Provinsi Riau.

“Faktornya hampir seragam, seperti sumber daya manusianya, alam, budaya, modal, dan keadaan politik di daerah. Indikator produk domestik regional bruto Paser hingga saat ini masih didominasi tambang dan pertanian dalam arti luas,” jelasnya.(/jib/waz/k11)

No comments:

Post a Comment