Wednesday, December 27, 2017

Natal Bersama Ikatan Keluarga Toraja

PROKAL.COTANA PASER – Warga keturunan Toraja, Sulawesi Selatan, di Kabupaten Paser jumlahnya cukup banyak. Didominasi umat yang memeluk Nasrani, perayaan Natal 2017 begitu spesial bagi Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Tanah Grogot.
Pasalnya, sejak terbentuk 10 Agustus 2016 lalu, paguyuban itu semakin erat dalam berbagai perayaan, mulai Natal, Lebaran, bahkan momen 17 Agustus dirayakan dengan ikut pawai. Tercatat, ada 134 kepala keluarga (KK) dan sekitar 357 jiwa bergabung, belum termasuk anak-anak.
Saat ditemui Kaltim Post di rumah perkumpulan IKT di Jalan Pangeran Menteri, Gang Solata, RT 17, RW 04, Kelurahan Tanah Grogot. Puluhan anggota tampak bahagia berkumpul setelah menunaikan ibadah di gereja masing-masing. Mereka tercampur, ada yang memeluk Protestan dan Katolik. Ada pula muslim meski jumlahnya minoritas.
“Biasanya kalau Lebaran, anggota muslim menjadi tuan rumah. Kami tidak memandang agama, asalkan berasal dari Toraja, kami sambut dengan tangan terbuka menjadi anggota. Bahkan, hari ini para tamu tidak hanya anggota, sebagian yang bukan non-anggota dan beragama muslim, banyak yang hadir sebagai wujud silaturahmi dan persatuan,” ujar Ketua IKT Tanah Grogot Antoni Rambulangi, kemarin (25/12).
Bahkan, kala koran ini datang dan tahu seorang muslim, anggota IKT menawarkan menu khusus, dijamin tidak tercampur menu khas Nasrani. Seperti babi atau lainnya yang dilarang disantap muslim. “Silakan pesan bakso atau mie,” kata Humas IKT Tanah Grogot Andreas Sanda sembari mengarahkan ke penjual mi ayam yang memang diborong satu gerobak.
Meski baru terbentuk setahun terakhir, Anton menjelaskan bahwa IKT Tanah Grogot dibentuk khusus warga Toraja yang berdomisili di ibu kota Paser. Sedangkan yang berada di luar kecamatan, membentuk paguyuban serupa dengan nama berbeda. Puncak perayaan Natal IKT Tanah Grogot dilaksanakan 27 Desember di Gedung Awamangkuruku.
Nantinya, selain para anggota IKT Tanah Grogot, Paguyuban Keluarga Toraja di Paser akan hadir. Mengundang seluruh paguyuban di Paser, Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) tiap agama, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), tokoh masyarakat, dan organisasi lainnya.
Anton berharap, momen Natal kali ini, semua perbedaan suku, ras, maupun agama tidak menjadi penghalang terciptanya kehidupan yang rukun dan damai di Paser. Dari yang dia tahu, warga Toraja sudah bermukim di Bumi Daya Taka sejak 1959. Sampai saat ini selalu rukun berdampingan dengan suku lainnya di Paser. (/jib/waz/k9)

No comments:

Post a Comment