Saturday, December 16, 2017

Atasi Banjir, Menunggu Bantuan Pusat

Pembangunan Tanggul Sungai Telake Dimulai 2018

PENANGGULANGAN: BPBD Paser telah mengajukan bantuan anggaran pembangunan tanggul Sungai Telake kepada pemerintah pusat.

PROKAL.COTANA PASER  -  Untuk meminimalisasi banjir luapan Sungai Telake yang sering menimpa sembilan desa/kelurahan di Kecamatan Long Kali, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser telah mengajukan bantuan anggaran sebesar Rp 15 miliar kepada pemerintah pusat untuk pembuatan tanggul.
Kepala BPBD Paser Edward Effendi mengungkapkan, bantuan anggaran pembangunan tanggul di sisi kiri dan kanan Sungai Telake telah diajukan ke pemerintah pusat. Namun, sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi terkait proposal yang diajukan tersebut. “Saya menunggu panggilan dari pusat untuk MoU terkait dengan dana bantuan pembangunan tanggul,” kata Edward pada media ini, Jumat (15/12).
BPBD merencanakan titik pembangunan tanggul di Desa Sebakung dengan panjang 13,5 kilometer. Tanggul ini untuk menahan volume air sungai ketika musim penghujan, sehingga akan dibuat selebar 8 meter dan tinggi 3 meter. Pembangunan tanggul sepanjang 13,5 meter ini membutuhkan anggaran yang cukup besar, sehingga akan dibangun secara bertahap.
“Tahun depan rencananya dibangun tanggul 4 kilometer. Kemudian akan lanjut sampai ke muara sungai,” tuturnya.
Jika pembangunan ini tiap tahun mendapatkan anggaran penanggulangan bencana dari pusat, maka pembangunan tanggul 13,5 km ini bisa selesai dalam kurung waktu dua sampai tiga tahun. “Kalau pembangunan tanggul setiap tahun berlanjut, maka ke depannya banjir bisa diatasi,” terang dia.
Banjir yang mengepung sembilan desa/kelurahan, yakni Desa Muara Pias, Munggu, Bente Tualan, Sebakung Makmur, Sebakung, Adang II, Mendik, Sebakung Taka, dan Kelurahan Long Kali disebabkan beberapa faktor. Edward menyebutkan, selain curah hujan yang cukup tinggi dan sejumlah titik di Sungai Telake mengalami pendangkalan, sehingga air sungai meluap sampai ke permukiman dan lahan pertanian. Penyebab lainnya, karena penebangan hutan yang terukur untuk kepentingan perkebunan sawit. Sehingga air hujan langsung mengalir ke dataran rendah atau sungai. Akhirnya, menimbulkan bencana di daerah yang dilintasi Sungai Telake.
“Banyak penyebab banjir. Seperti curah hujan begitu tinggi, hutan (di Long Kali) sudah berkurang, dan banyaknya perkebunan kelapa sawit. Sementara sawit tidak bisa menampung air,” paparnya.
Kondisi banjir di Long Kali dan Long Ikis sudah surut untuk di area permukiman. Sementara di beberapa titik banjir masih menggenangi lahan pertanian warga. Banjir melanda Paser selama sepekan ini, yang mana paling parah terjadi di Kecamatan Long Kali. Warga yang terdampak banjir sempat terkepung dan aktivitasnya lumpuh total. Begitu pula di Desa Adang Jaya, Kecamatan Long Ikis, banjir juga cukup parah. Bahkan, aktivitas warga setempat sempat lumpuh. Tak hanya itu, beberapa desa di Kecamatan Paser Belengkong juga langganan banjir. Namun, tidak separah yang terjadi di Kecamatan Long Kali.
“Kalau di Paser Belengkong tidak terlalu parah. Akses jalan masih terbuka dan masih bisa dilewati,” tutur Edward. (kad/cal/k1)

No comments:

Post a Comment