PROKAL.CO, BANJIR di Paser bertambah parah. Dari sebelumnya, hanya enam desa dan satu kelurahan diterjang air bah, kini desa lainnya juga terkena dampak. Total ada 13 wilayah di Kecamatan Long Kali, Paser, terendam imbas meluapnya Sungai Telake. Bahkan, banjir menelan korban jiwa pada Senin (11/12) malam.
Meluapnya Sungai Telake berujung duka bagi pasangan Suniansyah (40) dan Siti Fatimah (22). Keduanya kehilangan putranya, M Irwansyah, yang masih berusia dua tahun. M Irwansyah ditemukan tak bernyawa oleh ayahnya sekira pukul 18.30 Wita. Korban tewas tenggelam saat bermain banjir di RT 08, Dusun Sekiet, Kelurahan Long Kali.
Kepala Pelaksana BPBD Paser, Edward Effendy membenarkan adanya musibah tersebut. Dia menuturkan, dari informasi yang dihimpun, korban bermain di belakang rumah saat air menggenangi rumah almarhum. Tiba-tiba, kaki korban tersangkut rengge yang terbawa arus. ”Karena tanpa pengawasan siapa pun, anak tersebut akhirnya meninggal dunia dan ditemukan sang ayah. Kami (BPBD) bersama Polsek Long Kali langsung melakukan evakuasi,” ucapnya, saat ditemui di kantornya, Selasa (12/12).
Setelah kejadian, BPBD kemudian meminta seluruh kepala desa dan ketua RT di Paser meningkatkan kewaspadaan. Selain rawan terseret arus, warga juga terancam dilanda longsor. Diketahui, banjir yang melanda Kecamatan Long Kali dan Long Ikis, Paser, kemarin, sudah memasuki hari kelima. Dari hari ke hari, area banjir terus meluas. Itu berdasarkan bertambahnya lokasi banjir di Desa Muara Adang, Dusun Sekiet, Desa Sebakung Taka, dan Desa Munggu. Ketinggian air di desa tersebut mencapai 1-1,5 meter.
Adapun jumlah kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir mencapai 1.805. ”Banjir semakin parah. Dari sebelumnya hanya enam desa dan satu kelurahan di Long Kali serta satu desa di Long Ikis, kini desa lainnya juga terkena. Total sudah ada 13 wilayah yang terdampak luapan Sungai Telake ini. Posko bantuan juga sudah siap di Kelurahan Long Kali dan Desa Adang Jaya, Long Ikis,” ucapnya. Edward mengatakan, kesulitan evakuasi yang dialami petugas BPBD disebabkan minimnya alat evakuasi.
Pihaknya hanya memiliki tiga perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir. Kendala lainnya adalah jarak. Dari lokasi banjir ke titik aman berjarak 1 kilometer. Karena itu dia meminta warga bersabar untuk dievakuasi ke lokasi aman. ”Truk serbaguna kita juga masih terendam banjir di Mura Adang. Jembatan sepanjang 14 meter juga sudah terputus, sehingga warga dan anggota masih bertahan di desa. Kita akan buat jembatan darurat dulu untuk proses evakuasi. Mohon warga bisa bersabar,” tutupnya. (*/ns/riz/k15)
No comments:
Post a Comment