WASPADA: Tim Manggala Agni aktif berpatroli sekaligus melakukan sosialisasi kepada warga yang melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar.(dok.maggala agni)
PROKAL.CO, TANA PASER – Kesiapsiagaan Manggala Agni melakukan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau tahun 2017 ini, dengan membentuk Posko Patroli Terpadu (Patdu) di sepuluh kecamatan. Secara keseluruhan, Manggala Agni membentuk 17 posko yang berlokasi di 17 desa rawan kebakaran.
Kepala Manggala Agni Kabupaten Paser M Faisal menyebutkan dibentuknya Pos Patdu Karhutla tersebut guna memudahkan tim gabungan yang terdiri TNI, Polri dan Manggala Agni untuk menyampaikan laporan jika terjadi kebakaran. Posko-posko tersebut juga sengaja ditempatkan di sejumlah lokasi yang strategis, sehingga pelaporan via aplikasi WhatsApp pun dapat dilakukan tanpa terkendala jaringan atau sinyal.
Dari 17 posko yang dibentuk, sebanyak 7 posko di antaranya telah berjalan sejak Agustus 2017 hingga November 2017. Faisal mengungkapkan pembentukan 7 posko itu merupakan instruksi langsung dari kementerian dan sumber pendanaannya juga ditanggung sepenuhnya oleh kementerian.
“Tujuh posko tersebut yakni Posko Rantau Panjang, Posko Pasir Belengkong, Posko Kerang, Posko Muser, Posko Long Gelang yang berlokasi di Kelurahan Long Ikis, Posko Longkali di Kelurahan Longkali, dan Posko Muara Komam,” ujar Faisal, Senin (25/9).
Lantas 10 posko lainnya baru saja mulai dibentuk pada September ini, dan sumber pendanaannya berasal dari Balai Pengendalian dan Perubahan Iklim (PPI) dan Karhutla Kaltim. Sepuluh posko itu adalah Posko Janju, Posko Laburan, Posko Petangis, Posko Batu Kajang, dan Posko Libur Dinding yang berlokasi di Desa Muser. Selanjutnya, Posko Kuaro, Posko Long Ikis, Posko Sebagung Taka serta Posko Batu Butok.
“Sebanyak 17 posko itu bertugas melakukan patroli di desa/kelurahan yang telah ditentukan, yaitu wilayah-wilayah yang berdekatan dengan posko tersebut,” jelasnya.
Selain melakukan patroli pada titik-titik rawan karhutla, para petugas patrol pun diwajibkan melakukan pendekatan persuasif kepada warga sekitar. Sosialisasi dengan menjunjung keakraban terus dilakukan, tidak jarang para petugas mendatangi lokasi berkumpulnya warga seperti warung-warung guna mengajak mereka tidak membuka lahan dengan cara membakar. (*/ns/san/k9)

No comments:
Post a Comment