Tuesday, September 19, 2017

Beberapa Sekolah Kekurangan Tenaga Pengajar

Di SMAN 1 Tanjung Harapan, Setiap Guru Pegang 3 Mapel


MIRIS: Suasana belajar mengajar di SMAN 1 Tanjung Harapan. Jumlah tenaga pengajar yang hanya 12 guru, termasuk kepala sekolah, tidak sebanding dengan jumlah pelajarnya yang mencapai 163 siswa.

PROKAL.COTANA PASER  -  Kekurangan tenaga pengajar (guru) menyisakan permasalahan tersendiri bagi dunia pendidikan di Kabupaten Paser. Terlebih dengan adanya kebijakan penundaan penerimaan dan pengangkatan aparatur sipil negara (ASN). Akhirnya, sekolah-sekolah yang minim tenaga guru menyiasati dengan memberdayakan guru yang ada, untuk merangkap mata pelajaran (mapel).
Setidaknya ada empat sekolah di Kabupaten Paser yang minim tenaga pengajar. Banyak guru yang mengajar lebih dari satu mapel. Keempat sekolah itu, yakni SMAN 1 Muara Komam, SMAN 1 Tanjung Harapan, SMAN 1 Pengguren Kecamatan Batu Engau, dan SMAN 1 Muara Samu. Keempat sekolah tersebut mengatasi permasalahan tersebut dengan meminta guru untuk mengajar dua hingga tiga mata pelajaran. Bahkan, kepala sekolah yang seharusnya tidak mengajar, terpaksa turun ke kelas-kelas untuk memberikan mata pelajaran.
Seperti yang diungkapkan Kepala SMAN 1 Muara Komam, Jon Susanto. Dia mengatakan, sedikitnya ada 155 murid dan 16 guru. Disebutkan, satu guru ada yang mengajar dua mata pelajaran. Hanya saja tetap disesuaikan dengan kemampuan guru.
Selain menggunakan cara merangkap mapel, sekolah juga berusaha mengatasi permasalahan dengan mengontrak guru dengan anggaran yang dimiliki. Namun, tidak jarang sekolah kesusahan untuk mencari guru yang bersedia mengajar dengan honor yang tidak seberapa atau pas-pasan.
“Guru SMAN 1 Muara Komam ada 16 orang. Satu guru ada yang mengajar dua mata pelajaran, tapi saya sesuaikan dengan kemampuannya. Dan saya sendiri masih mengajar mata pelajaran geografi,” ujar Jon Susanto, kemarin.
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Tanjung Harapan. Saipudin selaku kepala sekolah mengungkapkan, sekolah yang dipimpinnya memiliki 163 orang murid. Namun, jumlah tenaga pengajar hanya 12 guru termasuk kepsek. Sehingga, setiap harinya satu guru dapat mengajar tiga mata pelajaran sekaligus.
“Di sekolah kami satu gurunya bisa memegang tiga mapel sekaligus. Mau bagaimana lagi, memang kondisinya kami sangat kekurangan guru. Sebenarnya cara ini kurang efektif bagi anak-anak, tetapi kami tidak bisa membiarkan kelas kosong karena tidak ada guru yang sesuai kompetensinya,” beber Saipudin (ian/cal/k1)

No comments:

Post a Comment