TANA PASER - Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Kabupaten Paser menggelar pertemuan High
Level Meeting atau Pertemuan Tingkat Tinggi dalam rangka evaluasi dan
pengendalian terhadap sumber-sumber dan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi
jelang akhir tahun 2017. Pertemuan ini yang dilaksanakan di ruang Sadurengas
Kantor Bupati Paser, Selasa (24/10).
Pertemuan yang dihadiri Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Cabang Balikpapan, dibuka Wakil Bupati Paser HM
Mardikansyah dan dihadiri Sekda Paser AS Fathur Rahman serta sejumlah perwakilan
Perangkat Daerah, jajaran Camat serta unsur terkait seperti Kantor Seksi
Logistik (Kansilog), Polres dan Kodim 0904.
Saat membuka pertemuan tersebut,
Wabup Mardikansyah menegaskan,
peran pemerintah daerah dalam mendukung terjaganya stabilitas harga dirasakan semakin penting
dan menjadi perhatian bagi semua utamanya dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
pangan masyarakat di Kabupaten Paser.
Hal ini menurut Mardikansyah mengingat dinamika inflasi serta harga barang dan jasa yang terjadi di daerah sangat fluktuatif yang
dibayangi oleh berbagai permasalahan struktural, misalnya tingginya
ketergantungan produksi komoditas pangan terhadap kondisi cuaca.
‘Selanjutnya adalah rendahnya
keterhubungan antar daerah, belum padunya koordinasi lintas instansi pemerintah dari pusat sampai
daerah, belum kompetitifnya struktur pasar dan tata niaga khususnya komoditas
bahan pangan pokok serta berbagai persoalan mendasar
lainnya termasuk alih fungsi lahan,” kata Wabup.
Sementara lanjut Mardikansyah, dalam kerangka otonomi daerah, kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah menjadi tumpuan untuk turut mengatasi berbagai permasalahan, dan disadari bahwa identifikasi
penyebab utama inflasi di daerah sebagai faktor yang bersifat non-moneter
seperti operasi fiskal daerah atau pendapatan dan pengeluaran rutin dan ongkos transportasi dan daya beli
masyarakat.
“Melihat pada karakteristik
inflasi di daerah ini yang sangat dipengaruhi oleh sistem distribusi dan pendapatan sektor
tambang serta perkebunan, dan daya beli masyarakat, maka untuk mencapai sasaran inflasi
daerah yang tidak tinggi, pada pertemuan
ini kita ini dapat menemukan solusi yang konkrit dengan menerapkan pondasi
perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan, sehingga pada akhir
tahun tidak terjadi inflasi yang tinggi yang mengakibatkan beban mayarakat
semakin berat,” tandas
Wabup.
Sementara Kepala BI perwakilan Balikpapan
Suharman Tabrani menyebutkan, saat
ini tingkat inflasi di Kabupaten Paser belum diukur, dan selama ini Paser masih
mengikuti inflasi kota terdekat yakni Balikpapan.
“Selama
ini perhitungan inflasi di Paser masih
mengacu kota terdekat yakni Balikpapan, dan hingga September 2017 dari hasil
perhitungan Badan Pusat Statistik, inflasi kota Balikpapan sebesar 2,79.
Sementara Kaltim mencapai 3,65,” sebutnya. (har-/humas)
No comments:
Post a Comment