Friday, October 20, 2017

Sudah Mesti Dirombak

Jembatan Gantung Perlu Dana Rp 30 Miliar

MEMBAWA BERKAH: Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Paser Belengkong menuju Desa Suliliran Baru, Kecamatan Paser Belengkong. Kondisinya kini sudah sangat memprihatinkan. Warga sekitar memanfaatkan peluang memberi jasa mengatur lalu lintas kendaraan. (NAJIB/KP)


PROKAL.COTANA PASER – Meskipun bukan akses utama bagi warga sekitar untuk lintas-desa, keberadaan jembatan gantung penghubung Desa Paser Belengkong menuju Desa Suliliran Baru, Kecamatan Paser Belengkong, sudah waktunya perlu dirombak. Kondisinya kini cukup memprihatinkan. Mengingat, statusnya berupa jembatan gantung maka hanya dilewati satu jalur kendaraan roda empat.
Setiap hari aktivitas kendaraan yang melewati jembatan ini cukup padat, karena dianggap jalur terdekat untuk menuju Desa Suliliaran Baru maupun menuju Kecamatan Tanjung Harapan. Ada alternatif jalur lain, namun jaraknya lebih jauh memutar apabila melalui jalur protokol, jalur lainnya sebagian rusak parah, yakni kalau melewati Desa Pepara, Kecamatan Tanah Grogot.
Di tengah keterbatasan jembatan gantung ini, rupanya membawa rezeki bagi warga sekitar yang bekerja mengatur keluar-masuk kendaraan. Meskipun hanya duit sukarela yang diberikan pengemudi.
Seorang anggota DPRD Paser, Fadly Imawan, mengakui jembatan tersebut memang sudah cukup lama dibangun. “Mengingat saya sekitar awal atau di bawah tahun 2000 dibangun,” ujarnya, kemarin (18/10).
Selanjutnya, dia mengatakan, jembatan tersebut memang sudah layak dirombak. Mengingat volume kendaraan yang melintas semakin banyak. Termasuk roda empat yang kewalahan melintas karena harus bergiliran.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Paser Bachtiar Effendi mengungkapkan, diperlukan anggaran sekitar Rp 20–30 miliar untuk merombak jembatan dimaksud. Jembatan gantung ini memiliki panjang 100 meter, menghubungkan tepi Sungai Kandilo.
“Perencanaannya sudah lama kami usulkan. Namun, karena masih minim anggaran di APBD, sementara belum bisa terwujud. Sedangkan berharap dana lainnya seperti DAK (dana alokasi kampung, Red) agak sulit. Apabila dirombak, harus diganti rangka baja sesuai perencanaan,” kata Bachtiar.
Saat ini, DPUTR Paser hanya menyediakan anggaran untuk kejadian tanggap darurat (force majure) semisal ada jembatan ambruk. Sedangkan anggaran ntuk perombakan belum tersedia. (*/jib/san/k8)

No comments:

Post a Comment