Thursday, July 20, 2017

Sebulan terima 6,9 Ton, Saldo Nasabah Capai Rp 40 Juta

Mengintip Bank Sampah Mahabah yang Mampu Menghasilkan Puluhan Juta

BERNILAI RUPIAH: Hasil olahan Bank Sampah Mahabah Paser menghasilkan puluhan jenis produk yang bernilai ekonomis, sekaligus mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap sampah. (NAJIB/KP)

Berdiri sejak 2015 di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser, bank sampah ini mengedukasi masyarakat agar peduli. Termasuk memanfaatkan sampah agar menjadi pundi-pundi rupiah.
SEMPAT berganti-ganti nama, pada 2017, Bank Sampah Mahabah menjadi pilihan. Artinya, Mari Himpun dan Tabung Sampah. Tujuan bank sampah adalah memberikan motivasi kepada masyarakat sehingga melek terhadap keberadaan sampah dan berujung pada manfaat. Sebab, bagi yang tidak peduli atau tak tahu, sampah pasti berakhir di TPS.
Manajemen Bank Sampah Mahaban berani menghargai sampah non organik, seperti plastik, kaleng, botol, kardus, dan kertas. Nilai jualnya cukup tinggi. Jenis termurah di harga Rp 550 per kilogram dan tertinggi mencapai Rp 1.425 per kilogram.
Direktur Bank Sampah Mahaban Taufik Rahman menuturkan, selain bisa menerima sampah dengan batas minimal satu kilogram, ada keuntungan lain jika masyarakat menjual dengan cara ditabung. Namun, yang bersangkutan harus mendaftar sebagai nasabah.  Saat ini ada 353 nasabah, dengan jumlah penyetor rata-rata delapan orang per hari.
“Harga jual jika menabung lebih tinggi ketimbang tunai. Tetapi, dengan catatan, minimal saldo hasil tabungan sampah diambil satu bulan kemudian,” kata Taufik kemarin (19/7).
Tiap bulan, kata Taufik, bisa menerima paling sedikitnya 6,9 ton sampah non organik. Kini unit bank sampah tidak hanya ada di kantor DLH, namun tersebar di 19 titik yang mayoritas masih di Kecamatan Tanah Grogot. Pada akhir Ramadan, saldo kas nasabah Bank Sampah Mahabah sempat mencapai Rp 40 juta.
Dari 19 karyawan yang ada di struktur, Taufik mengatakan, seluruhnya mempunyai tugas berbeda. Mulai memilah, mengolah, sampai memasarkan produk.  “Tahun lalu kita mendapat pesanan sekitar 400 tas untuk murid SD 020 Tanah Grogot beserta guru. Mulai tas selempang, ransel, dan jenis lainnya. Bahkan di sekolah itu ada aturan, tiap Sabtu, guru dan murid wajib memakai tas dari hasil bank sampah kami,” terang Taufik.
Ada puluhan jenis produk yang dihasilkan. Seperti tas, bantal, pot bunga, tempat tisu, kotak pensil, dan berbagai produk menarik. Harganya antara Rp 10.000 sampai Rp 150.000 per buah. (*/jib/ica/k16)

No comments:

Post a Comment