PROKAL.CO, TANA PASER - Dua tahun terakhir merupakan masa yang cukup berat untuk pemerintah daerah karena anggaran dilanda defisit. Itu berdampak besar pada roda perekonomian di seluruh sektor, terutama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Daya beli masyarakat Paser yang mayoritas pegawai dan pekerja di sektor perkebunan dan pertambangan pun menurun.
Uniknya, data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Paser menyebut, pertumbuhan UMKM justru meningkat terhitung sejak 2015 sampai 2018. Pada 2016, ada 13.726 UMKM dan pada 2017, naik menjadi 14.116 UMKM. Meski begitu, Kepala Disperindagkop Ardiansyah menuturkan, pertumbuhan itu berkat peran perbankan yang membantu para pelaku untuk permodalan.
Walaupun, diakuinya, jual beli di sejumlah pusat perbelanjaan di Paser cukup turun beberapa tahun terakhir. “Kita bakal terus berupaya mencarikan solusi agar daya beli masyarakat kembali bergairah. Semisal, rutin menghelat pameran, bazar, dan sejenisnya agar para pelaku usaha, khususnya mikro bisa terbantu menampilkan produknya bagi yang tidak memiliki outlet meskipun kini melalui media online sudah gampang memasarkannya,” ujar mantan staf ahli itu.
Sutrisno, salah seorang pedagang (mikro) makanan di sepanjang Siring Sungai Kandilo, mengatakan, penjualannya tiap bulan terbilang tidak menentu, kadang naik dan kadang menurun. Namun, dia optimis untuk jualan makanan, tidak akan mati seperti bidang usaha lainnya yang sulit mencari pembeli. “Yang penting bisa untuk kehidupan sehari-hari saja sudah syukur dan modal terus berputar,” ujar pedagang pentol itu.
Hal berbeda dirasakan pedagang kategori usaha kecil di Kandilo Plaza. Rustam Effendi, seorang pedagang kain, mengatakan, sejak maraknya pasar malam dadakan dan sejenisnya, cukup berdampak pada pembeli yang datang ke Kandilo Plaza. Ditambah lagi, daya beli masyarakat menengah ke atas yang kerap memilih berbelanja ke luar daerah atau onlineketimbang di pertokoan.
“Di sinilah perlu peran pemerintah bagaimana perputaran ekonomi di semua level perdagangan bisa berputar karena pertokoan di sini membantu pemerintah dalam penerimaan retribusi. Tiap bulan, per toko menyetor ratusan ribu ke dinas. Bayangkan saja jika banyak yang tutup,” terangnya. (*/jib/iza/k11)
No comments:
Post a Comment