Tana Paser-Kasus tinggi
penyakit malaria terdapat di Kecamatan Muara Komam dengan persentase mencapai 1
persen per 1000 jiwa. Dari penduduk di Kabupaten Paser lebih dari 340 ribu jiwa
yang tersebar di 10 kecamatan.
"Ini tertinggi
penyakit malaria di Kecamatan Muara Komam," ungkap Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Paser I Dewa Made Sudarsana, saat berlangsung pertemuan lintas sektor
dalam rangka peningkatan cakuan imunisasi dan eliminasi malaria. Pertemuan ini
berlangsung di Ruang Sadurasngas, Kamis (31/8) dibuka oleh Wakil Bupati Paser Mardikansyah.
Menurut Dewa, Muara
Komam menjadi daerah dengan endemi malaria karena merupakan perbatasan dan
mobilitas penduduk sangat tinggi. “Muara Komam adalah lintasan utama yang
berbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan," lanjut Dewa kepada
Narasumber dari Kementerian Kesehatan RI.
Ada tiga narasumber pada
pertemuan ini, yaitu Syafriyal pejabat Fungsional Epidemiologi Ahli Subdit
Iminisasi, dan Dewa Made Angga Wisnawa Kasi Pencegahan Subdit Malaria
dari Kementerian Kesehatan Jakarta. Dari Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur ada Harsono yang menjabat Kabid P2P dan Muhdin pada MPPM
GLOBAL FUN.
Sementara itu, Wakil
Bupati Paser Mardikansyah menyampaikan bahwa penyakit malaria dapat menyerang
dari sisi lingkungan yang kurang dari kebersihan. "Pada tanaman rimbun
sangat rentan terhadap sarang nyamuk," ungkapnya, di Ruang Rapat Sadurengas,
Kamis (31/8).
Ia mengeluh kalau
penyakit malaria bisa berdampak hingga 1 bulan menderita. "Waktunya sangat
lama, yang menderita sakit malaria bisa 1 bulan. Apalagi kalau matahari terbit
pagi hari, badan terasa menggigil."
Menurut Mardikansyah, pada
masa kecilnya dulu di Grogot banyak yang menderita penyakit malaria. Dia pun heran
karena sampai separuh abad berjalan penyakit yang sama masih ada di Paser. (AB07)