Sunday, March 11, 2018

NESTAPA..!! Masyarakat Meratus Belum Nikmati Listrik

JAGA HUTAN: Samuel Reza (kedua kiri) berkunjung ke perkampungan Dayak Meratus yang masuk ke wilayah Desa Muara Andeh.dok Pribadi/KP


PROKAL.COTANA PASER - Masyarakat yang tinggal di Desa Muara Andeh, Kecamatan Muara Samu, hingga saat ini belum menikmati akses listrik yang layak. Warga yang bermukim di sekitar pegunungan Meratus atau dikenal sebagai masyarakat Dayak Meratus ini hanya mengandalkan pelita sederhana untuk penerangan di malam hari.
Warga Dayak Meratus, tepatnya di wilayah RT 03 dan RT 04, hingga sekarang setiap hari mengandalkan secuil api yang dinyalakan dengan bahan bakar minyak tanah. Jika minyak tanah sulit didapatkan, warga mengandalkan getah meranti yang banyak diperoleh dari hutan-hutan di sekeliling permukiman.
Kepala Desa Muara Andeh Samuel Reza membenarkan kondisi tersebut. Dia menuturkan, dari zaman nenek moyang hingga zaman teknologi saat ini, warga Dayak Meratus belum pernah menikmati terangnya lampu pada malam hari. Dia memperkirakan, lima hingga sepuluh tahun mendatang, listrik tidak akan masuk ke perkampungan Meratus.
“Warga di RT lain pun belum bisa maksimal menikmati listrik. Jika mampu, mengandalkan mesin. Namun, hanya segelintir orang yang sanggup membeli mesin. Dua RT yang berjumlah kira-kira 60 kepala keluarga sama sekali belum menikmati listrik,” ujar Samuel, Kamis (8/3).
Menggunakan getah meranti, menurut Samuel, karena terpaksa, akibat sulitnya memperoleh minyak tanah. Getah meranti memang sejak zaman nenek moyang kerap digunakan sebagai bahan penerangan. Namun, getah meranti mengeluarkan asap hitam yang dapat mengganggu penghuni rumah.
“Saat pagi tiba, wajah penghuni rumah bisa saja menjadi hitam karena efek asap yang dihasilkan. Tetapi, itulah warga Dayak Meratus yang masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang,” ujarnya.
Warga Dayak Meratus adalah masyarakat yang masih mempertahankan tinggal di rumah kayu beratap daun. Merela terus berupaya menjaga alam yang menjadi tumpuan hidup. Samuel pun bertekad tidak membuka lahan di Muara Andeh selama menjabat kepala desa.
“Saya sangat senang ketika berkunjung ke Kampung Meratus, meski di tengah keterbatasan. Kami bangga mereka masih bisa menjaga alam serta mempertahankan keaslian rumah-rumah mereka. Saya bertekad tidak mengizinkan siapa pun membuka lahan di hutan Andeh yang masih asli ini,” tutupnya. (*/ns/san/k16)


No comments:

Post a Comment